PAUD Cahaya Poma ikut memeriahkan Hari Kemerdekaan dengan mengikuti kegiatan karnaval 17 Agustus.

Kegiatan Posbindu dilaksanakan sebagai upaya deteksi dini dan pencegahan penyakit tidak menular.

Desa Angan adalah salah satu gampong yang terletak di Mukim Lambaro Angan, Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar. 

Desa Angan merupakan salah satu gampong yang berada di wilayah Mukim Lambaro Angan, Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Nama “Angan” sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat setempat, meskipun hingga kini belum ada sumber tertulis atau lisan yang menjelaskan secara pasti asal usul maupun makna sebenarnya dari nama tersebut. Keberadaan Desa Angan menjadi bagian penting dari sejarah perkembangan Kecamatan Darussalam yang termasuk sebagai salah satu kecamatan tertua di Kabupaten Aceh Besar.

Dalam catatan sejarah lisan, Desa Angan pernah mengalami masa sulit akibat wabah penyakit yang dikenal masyarakat dengan sebutan taeun ija brok. Wabah yang diperkirakan merupakan kolera ini pernah melanda desa dan menyebabkan banyak penduduk meninggal dunia secara tiba-tiba. Kondisi tersebut memaksa sebagian besar masyarakat untuk meninggalkan desa dan mengungsi ke wilayah lain demi menyelamatkan diri. Meski begitu, seiring waktu, masyarakat perlahan kembali membangun kehidupan dan menata desa hingga seperti sekarang ini.

Desa Angan juga memiliki nilai historis dan budaya yang erat kaitannya dengan struktur adat Aceh. Bersama dengan delapan desa lainnya yaitu Blang, Cot, Lambada Peukan, Lambaro Sukon, Lambiheu, Lam Peudaya, Miruek Taman, dan Suleue, Desa Angan menjadi bagian dari Mukim Lambaro Angan. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Desa Angan masih menjaga dan mempraktikkan sistem adat mukim dan gampong, termasuk dalam pengelolaan ruang dan sumber daya alam seperti blang (sawah), sineubok (kebun campuran), padang meurabee (padang gembala), glee (bukit), dan uteun (hutan).

Selain sebagai tempat tinggal, Desa Angan juga menjadi bagian penting dalam perkembangan wilayah Darussalam yang dikenal sebagai kawasan pendidikan, karena di kecamatan ini berdiri beberapa kampus ternama, termasuk Universitas Syiah Kuala dan UIN Ar-Raniry. Kedekatan Desa Angan dengan pusat pendidikan ini turut memberi warna pada dinamika sosial, budaya, dan perekonomian masyarakat setempat.

Hingga kini, Desa Angan tetap mempertahankan kearifan lokal, tradisi gotong royong, serta nilai-nilai kebersamaan yang diwariskan oleh para pendahulu. Nilai-nilai tersebut menjadi fondasi penting dalam menjaga harmoni kehidupan bermasyarakat di tengah arus perubahan dan perkembangan zaman.